Dalam sebuah wawancara, Facebook mengungkapkan pandangannya mengenai praktik pelacakan data. Seperti diketahui, jejaring sosial ini kerap dikritik terkait dengan masalah privasi. Untuk pertama kalinya, Facebook mengungkap detail spesifik tentang bagaimana mereka melacak dan mendapatkan data pengguna.
Facebook menentukan jenis cookie yang berbeda untuk disisipkan pada browser pengguna, bergantung pada aktivitas mereka.
Misalnya, ketika seseorang mendaftar akun, dia akan mendapat session cookie dan browser cookie. Jika tidak, dia hanya mendapat browser cookie. Pelacakan data dimulai ketika pengguna pertama kali mengunjungi Facebook.
Setelah ini, kapan pun pengguna mengakses situs pihak ketiga yang memiliki koneksi dengan Facebook--seperti tombol Share atau Like, cookie akan memberitahukan Facebook mengenai waktu dan alamat situs yang diakses pengguna tersebut.
"Pelacakan ini juga termasuk karakteristik unik pada browser dan PC seperti alamat IP, resolusi layar, sistem operasi yang digunakan serta versi browser," kata Engineering Director Arturo Bejar.
Disebutkannya, Facebook terus memantau semua aktivitas kunjungan webpage pengguna selama 90 hari, menghapus entri lama dan menambahkan yang baru.
Facebook bahkan bisa melakukan pelacakan jika seorang pengguna tidak login, serta mengetahui situs apa yang diakses si pengguna ketika mereka tidak mengakses Facebook namun Facebook mengklaim tidak pernah melakukannya.
No comments:
Post a Comment